Friday, August 6, 2021

Tentang Kaum Dhuafa

Sebuah Ilustrasi



Seorang ibu tampak tergopoh-gopoh sambil menangis dengan wajah cemas masuk ke sebuah rumah sakit. Dengan menggendong anaknya yang terkulai lemah dan pucat, ia mendatangi resepsionis dengan harapan mendapatkan pelayanan darurat bagi anaknya. Diaolog panjang diiringi isak tangis tidak membuat kebijakan dan sistem rumah sakit berubah. Rupanya tangisan dan rasa sakit tidak menjadi prasyarat untuk bisa mendapatkan pelayanan yang layak bagi masyarakat miskin.

Tanpa deposit dana yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit sang ibu dengan anaknya akhirnya pulang dengan duka mendalam sambil berucap haru kepada anaknya,”Maafkan Ibu, Nak. Ibu sudah mengupayakan yang terbaik untukmu, namun beginilah nasib kita yang miskin. Andai bapakmu masih hidup pasti dia akan berusaha lebih keras dari ibu. Ya Allah masih adakah orang yang berpikir untuk menyiapkan rumah sakit bagi orang miskin seperti kami?”

(Dikutip dari Berita Satu)

Definisi Dhuafa

Secara bahasa, dhuafa artinya lemah. Secara istilah, kaum dhuafa merujuk kepada golongan orang-orang yang hidupnya berada dalam keadaan miskin, tertindas, tidak berdaya serta mengalami penderitaan. Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, maka lemah yang dimaksud dalam hal ini bisa mencakup:

  1. Lemah dari segi sikap yang bukan diakibatkan karena malas belajar
  2. Lemah dari segi fisik atau kurang tenaga. Bisa karena sakit, sudah tua atau cacat. Bukan karena sengaja bermalas-malasan
  3. Lemah dari segi ekonomi. Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tekanan keadaan. Bukan karena malas atau tidak berusaha mencari nafkah
  4. Lemah dari segi pikiran. Termasuk orang-orang yang kurang cerdas, bukan karena tidak mau menuntut ilmu.

Golongan Dhuafa

Adapun yang termasuk ke dalam golongan kaum dhuafa adalah:

Anak-anak Yatim



Anak yatim merupakan anak-anak yang ditinggal ayahnya dalam keadaan belum baligh. Di usia ini, mereka biasanya masih memerlukan bimbingan, kasih sayang hingga dukungan berupa materi. Nabi Muhammad menjanjikan surga bagi siapapun yang dengan ikhlas menggantikan posisi orang tuanya dengan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Janda dan Orang-orang Miskin, 

Ketika seorang wanita yang sudah menikah kehilangan suaminya, maka hilanglah orang yang menjadi tumpuan hidupnya dalam mencari nafkah. Janda-janda seperti ini termasuk golongan lemah yang patut dibantu. Hal yang sama juga berlaku untuk orang-orang miskin. Orang miskin sendiri merupakan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan tanggungannya (termasuk istri dan anak-anaknya). Kebanyakan di antara mereka bekerja, namun penghasilannya tidak cukup untuk kebutuhan pokoknya. Dalam sebuah hadisnya, Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa yang menyisihkan harta untuk menghidupi para janda dan orang-orang miskin, maka pahalanya sama seperti berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang-orang Fakir

Jika orang miskin adalah orang-orang yang memiliki penghasilan namun kebutuhannya masih belum terpenuhi, maka fakir kondisinya lebih parah dari itu. Orang-orang fakir adalah mereka yang hidupnya sangat sengsara, tidak punya harta maupun tenaga untuk mencari nafkah.

Muallaf

Muallaf atau orang yang baru memeluk Islam juga termasuk golongan kaum dhuafa. Meskipun secara fisik maupun harta keadaannya mencukupi, mereka masih dikatakan lemah dari segi keimanannya. Karena itu, mereka juga memerlukan bantuan baik berupa materi maupun non-materi.

Hamba Sahaya atau Budak

Hamba sahaya atau budak merupakan orang-orang yang sangat lemah. Mereka bahkan tidak memiliki kemerdekaan dan kebebasan untuk mengatur hidupnya sendiri. Hamba sahaya biasanya juga tidak memiliki harta benda. Meski memiliki tenaga, mereka hanya bisa menggunakannya untuk keperluan sang pemilik. Saat ini sistem perbudakan sendiri sudah dihapuskan.

Korban Bencana

Para korban bencana adalah orang-orang yang terkena musibah sehingga kehilangan harta dan jiwa yang mereka miliki. Korban bencana juga termasuk golongan lemah yang wajib dibantu.

Janji Allah kepada orang yang menyayangi kaum dhuafa 

Berikut beberapa janji Allah kepada orang yang menyayangi kaum dhuafa terkhusus anak-anak yatim

Melipatgandakan pahala

Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar.

"Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).

Dimuliakan dan dilapangkan rezeki

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Fajr ayat 15-17.

"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku'. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, 'Tuhanku menghinaku'. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim."

Termasuk benar iman dan takwanya

Orang yang menyayangi dan menyantuni anak yatim akan dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang benar imannya dan bertakwa.

"Dan memberikan harya yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).

Minum dari mata air surga

Semua orang Islam yang baik kepada anak yatim akan diberikan kenikmatan oleh Allah dengan dapat meminum air dari mata air dalam surga.

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebijakan minum dari gelas (Berisi minuman) yang campurnya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (Al-Insan: 5-6,8).

Termasuk golongan beriman kepada Allah

Orang yang menyayangi dan berbuat baik kepada anak yatim dimasukkan ke dalam golongan orang yang beriman kepada Allah.

"Atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Mereka (orang-orang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Al-Balad: 13,14 dan 18).

Itulah tadi sekelumit tentang dhuafa, harapan dari sini tergerak jiwa raga kita untuk saling membantu mereka yang sedang membutuhkan. Untuk itu kami, managemen Catering Selera Rasa Sunda, membuat program berbagi untuk dhuafa yang bekerjasama dengan Yayasan Graha Dhuafa serta Komunitas-komunitas Sosial lainnya yang ada di Kota Bandung.



Program-program itu diantaranya :

  1. Program Jum'at Berbagi; Berbagi nasi box setia hari jum'at yang ditujukan untuk Panti-panti yatim, Yayasan-yayasan Panti, Mardasah-madrasah quran dan mesjid-mesjid yang Menyelenggarakan Sholat Jum'at
  2. Program Bantuan Langsung, memberikan sejumlah uang kepada Dhuafa yang sangat membutuhkan!

Jika anda berminat, klik link dibawah ini :

JUM'AT BERBAGI

DONASI BANTUAN LANGSUNG


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home